[ad_1]
Ratusan suporter Arema FC turun ke jalan dalam rangka melakukan aksi menuntut penuntasan Tragedi Kanjuruhan. Mereka melakukan “aksi diam” di Balai Kota Malang, Kamis (20/10). Massa aksi melakukan long march dari Stadion Gajayana dan diakhiri di titik yang sama.
Dikutip dari laman Bola.net (20/10), ketika massa berada di Balai Kota, mereka sempat disambangi oleh Wali Kota Malang, Sutiaji. Tetapi, kedatangannya itu dihiraukan oleh massa aksi. Mereka membubarkan diri setelah menyanyikan lagu Bagimu Negeri dan Salam Satu Jiwa.
Salah satu peserta aksi yang tak ingin disebutkan identitasnya menuturkan bahwa agenda ini merupakan sebuah aksi spontanitas yang muncul secara organik tanpa ada komando dari siapapun.
“Aksi kami sungguh merupakan aksi yang spontan dengan gagasan dan kesepakatan yang muncul secara organik dari bawah dan meluas secara horizontal. Dari Gajayana kami tak berbicara bahas apa-apa dan bergerak tanpa ada seseorang yang menegang komando,” ujarnya kepada Pandit Football (20/10).
Dalam aksi ini mereka hanya membawa hand banner, hand flag, poster dan kain untuk menyuarakan apa yang menjadi keresahan mereka saat ini. Mereka ingin menunjukan bahwa aksi yang mereka lakukan adalah komitmen untuk mengawal pengusutan tragedi ini sampai akhir.
“Pada aksi ini, kami hanya membawa hand banner, hand flag, poster dan kain tempat suara kami dituliskan. Inilah tujuan kami, menunjukan bahwa gerakan suporter di bawah, di akar rumput tak pernah dapat dikontrol, juga dikendalikan oleh siapapun yang menjadi elit gerakan, yang didapuk sebagai ‘pentolan’ yang nyatanya tidak punya keberpihakan yang jelas,” dirinya menambahkan.
“Dengan aksi ini kami menunjukan komitmen kami untuk terus mengawal #UsutTuntas sampai akhir, hingga keadilan diterima oleh keluarga korban,” tambahnya.
Mereka tetap kukuh dalam sikap keadilan untuk korban dan menuntut tersangka dalam tragedi kematian ini segera mendapatkan hukuman dan menuntut semua pihak yang terlibat di peristiwa ini segera bertanggung jawab.
“Tuntutan kami tetap sama pada usut tuntas tragedi ini, kami juga menuntut tersangka yang telah ditetapkan untuk segera mendapatkan proses hukum yang sesuai dan mendesak seluruh pihak yang terlibat untuk bertanggung jawab. Singkatnya, ini bentuk protes dari lambatnya proses hukum pada pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan,” timpalnya.
[ad_2]
Source link